II. RANCANGAN USULAN
PENELITIAN
A.
Manfaat
Rancangan Usulan Penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2
manfaat penelitian, yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat praktis.
a.
Manfaat
Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari
meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verikatif. Keraguan terhadap
suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan
peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut
dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau
mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
b.
Manfaat
Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat
pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di
masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat
ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral
dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat
penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana
dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.
SUMBER : http://kutukuliah.blogspot.com/2013/03/fungsi-manfaat-kegunaan-penelitian.html
B.
Bentuk dan Isi
Penelitian
Isi laporan
terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Bagian Pendahuluan
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
2. Bagian Isi
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
Berikut ini
adalah beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut
diperhatikan:
1)
Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur
topik-topik dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.
2)
Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan
judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3)
Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul,
subjudul, bagian, dan subbagian.
4)
Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan
subbagian beberapa tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat
melengkapi argumentasi dalam bahasan.
5)
Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah
dilengkapi dengan tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain.
6)
Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya
bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk
menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap.
7)
Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft
pertama dari laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
·
konsistensi dan kesinambungan materi
·
menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat
menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas dan
·
memperhatikan
cara penulisan rujukan.
Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar
pustaka.
Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar
pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan
rujukan dalam laporan ilmiah.
Berikut cara penulisan daftar pustaka.
1)
Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara
terbalik.
Artinya, nama
belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini
berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.
Contoh:
Mochtar Lubis
ditulis Lubis, Mochtar.
Djago Tarigan
ditulis Tarigan, Djago.
2)
Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama
pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya
nama penulis yang pertama.
Contoh:
Sofia, Adib dan
Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar
Terkembang. Bandung: Katarsis.
3)
Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua
orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et
allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).
Contoh:
Elias, Maurice
J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
4)
Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak
miring.
5)
Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan
abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu
digunakan nomor urut.
6)
Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas
tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab
dalam komputer.
7)
Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya
yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu
dengan sumber lainnya adalah spasi ganda.
Contoh:
Sofia, Adib dan
Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar
Terkembang. Bandung: Katarsis.
Elias, Maurice
J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
Berdasarkan
penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan
seperti berikut:
Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota
terbit: Penerbit.
Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula
penggunaan
tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah,
dan skripsi
atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya
tulis.
Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka :
1) Sumber berupa artikel surat kabar
Cara
penulisannya:
Kusmayadi,
Ismail. 2007. “Optimistis Menghadapi Ujian
Nasional”.
Pikiran Rakyat (18 April 2007).
2) Sumber berupa makalah
Cara
Penulisannya:
Harjasudana,
Ahmad Slamet. 1999. “Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan
Pengembangan Kompetensi Komunikatif”. Makalah seminar, UPI Bandung.
3) Sumber berupa skripsi atau tesis
Cara
penulisannya:
Rahmawati, Eva.
2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap
Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007). Skripsi Sarjana
pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sekarang, sumber
informasi sudah semakin canggih dan lengkap.Teknologi internet telah
menyediakan beragam informasi yang mudah untuk diakses. Bagaimana kita
menuliskan sumber dari internet di dalam Daftar Pustaka? Berikut cara
penulisannya:
1) Jika karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting.
Tahun. Judul (edisi). [jenis medium].
Tersedia: alamat
di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Thompson, A.
1998. The Adult and the Curriculum. [Online].
[30 Maret 2000].
2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya:
Pengarang.
(tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman.
Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh:
Cipto, B. (2000,
27 April). “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh”.
Pikiran Rakyat [Online], halaman 8.
SUMBER : http://kusikhsanto.wordpress.com/2010/04/14/laporan-ilmiah/
C.
CONTOH
contoh
laporan ilmiah tentang lumut
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lumut
merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan
basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini
melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan
ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai
epifil.
Lumut
merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan
daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang
lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Penulis membatasi laporan ini
seputar :
ü
Tumbuhan Lumut
ü
Perkembangan dan pertumbuhan lumut
ü
Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan ini :
ü
Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
ü
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
ü
Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini
adalah :
ü
Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
ü
Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
ü
Dapat menganalisis masalah yang terjadi
pada proses pertumbuhan.
ü
Dapat memahami keanekaragaman hayati.
ü
Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE
PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini
dilakukan dengan cara :
ü Metode observasi.
ü Membaca beberapa buku di
perpustakaan sekolah.
ü Mengumpulkan data dari internet.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.1 KAJIAN
TEORI
Berdasarkan
teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang
luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak
dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang
kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat
dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan
terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar
sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan
tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu
sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan
faktor abiotiknya meliputi :
ü
Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar
matahari )
ü
Faktor temperatur
ü
Faktor Air
Intensitas
penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi
tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
Endohydric species, air yang
diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ
daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah
water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat
basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae,
dsb.
Ektohydric
species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat
karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air
dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
ü
Faktor angin
ü
Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup
umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat
saprofit.
1.2 RUMUSAN
HIPOTESIS
Keberadaan
tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai
bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang
lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar
matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang
panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal
ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan,
maupun pada saluran pembuangan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN
Rancangan
penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka
penulis menyusunnya sebagai berikut :
Identifikasi variabel, yakni
faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel
dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel
yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir
fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun
variabelnya sebagai berikut :
1) Variabel
bebas, yaitu sinar cahaya matahari
2) Variabel
tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari
tumbuhan lumut pada media objek)
3) Variabel
terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
4) Memilih
peralatan yang sesuai dengan penelitian.
5) Melakukan
pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua
objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan
bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan
untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian.
Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
6) Mengumpulkan
data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna
kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap
perubahan yang terjadi.
7) Mengolah
dan menganalisis data, pengolahan dan
penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal
yang harus dianalisis sebagai berikut :
·
Apakah setiap data menghasilkan kurva
yang mulus
·
Apakah ada data diluar kurva
·
Apakah data tersebut dapat diabaikan
atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
Ø
Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu
penelitian kualitatif.
Ø
Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan
secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Penggaris
4. Pisau
5. Kertas
hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini :
1. Kayu
2. Air
3.3 JADWAL
DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1) Menyiapkan
alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2) Menyiapkan
2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3) Tiap-tiap
ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember
1 cm)
4) Masukan
media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :
5) Ukuran
Kayu : 10 cm x 15 cm
6) Letakan
kedua ember pada tempat yang berbeda :
7) Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
8) Ember
B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
9) Setelah
beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada
kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
10) Lakukan
peninjauan setiap 3 hari sekali, dan
catat hasilnya
11) Apakah
terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
12) Olah
semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
13) Tariklah suatu kesimpulan
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian
ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga
tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan
yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data
tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis
data yang di peroleh dari penelitian secara kualitatif, tempat yang lembab dan
mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat,
sedangkan pada tempat yang panas dan
kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena
lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang
tandus.
Secara
kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat
lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap
tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi
lumut.
Menjelaskan
hasil dengan teori yang ada teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di
temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang
pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah
kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar
di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh
tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang
tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti
benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel
yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area
sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di
tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk
mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis
dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam
ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang
menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan
ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang
kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat
berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi
suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada
yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil
penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan
oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena
keterbatasan informasi dan pengetahuan
tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan
dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar
dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar
lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang
dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan
ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
SUMBER : http://yudhaulia0106.blogspot.com/2012/11/laporan-ilmiah.html