Monday, November 10, 2014

Analisa Artikel



Merajut Masa Depan (Cukup) dengan Senyuman

Setiap orang pasti memendam impian tentang masa depan yang cerah. Hidup berkecukupan, keluarga harmonis, bisnis laris manis, sarana pemuas kebutuhan lengkap, jenjang karir menjanjikan, simpanan bekal usia senja tersedia dan seterusnya.
Demi mimpi indah nanti macam itu, umumnya orang begitu serius merencanakannya. Banyak juga sedulur yang tergopoh-gopoh mewujudkannya. Tak sedikit pula mereka yang terpeleset dengan prinsip ”sersan” (serius tapi santai). Pencapaian masing-masing orang pun berbeda. Sebagian kemudian bisa sampai ”madecer” (masa depan cerah), sebagian lainnya masih tetap stagnan ”madesu” (masa depan suram) hehehe.
Lalu, bagaimana? Jika sejenak meluangkan waktu untuk melongok ulang sekeliling, akan terjumpai orang-orang yang begitu damainya, menikmati titian sekarang dan menyongsong hari esok. Orang-orang yang menjalani kehidupan dengan cara sederhana, tapi bukan sekadar menyederhanakan alias menyepelekan prospek masa yang akan datang.
Taruhlah antara lain sosok Gus Dur (Presiden keempat NKRI), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Mahfud MD (mantan Ketua MK), Jokowi (Gubernur DKI Jakarta), Mario Teguh (motivator papan atas), Risma (Walikota Surabaya) dan lainnya. Para tokoh itu, atau orang-orang biasa yang melakoni lelaku serupa di sekitar, boleh dibilang senantiasa cenderung apa adanya. Bahkan, mereka ini seakan ndak terlalu diribetkan dengan tetek-bengek rencana mendatang.
Walau demikian, mereka bisa menapak puncak kegemilangan (masa depan). Ayunan langkah mereka terus meroket, kendati mulanya bertolak hanya dari keluarga ”wong cilik” yang sering luput dari perhatian. Tentu dengan serangkaian liku-liku perjalanan hidup mereka yang acap mengharu-biru. Nah, apa ndak sebaiknya coba meniti jalan ”simple” mereka? Ya, merajut hari esok (cukup) dengan s-e-n-y-u-m-a-n.
Sadari dari awal, yang namanya masa depan selalu akan diwarnai hal-hal mengejutkan. Baik kejutan beraroma suka maupun duka, menggembirakan atau pun mengecewakan dan sebagainya. Itu pun sesungguhnya hanya demi memastikan, apakah kita benar-benar siap menyambut terwujudnya mimpi indah sendiri?
Orang-orang yang siap dengan pencerahan masa depan, bukan hanya mereka yang bersedia gagal, kismin dan semacamnya. Tapi mereka yang bersedia sukses, tajir dan sejenisnya dengan tetap selalu bersyukur, rendah hati serta demen berbagi. Dan bagaimana pun hidup bukan semata perhitungan matematis layaknya ilmu pasti.
Enyahkan segala hambatan pribadi. Di antaranya potensi keraguan, kekhawatiran dan lain-lain. Rintangan internal tersebut bakal ikut menentukan sejauh mana jejak menuju titik masa depan yang diharapkan nanti. Bersamaan dengan itu, seberat apapun batu sandungan eksternal sebenarnya akan terasa ringan dilewati, saat kendala intern sudah teratasi dengan menenteramkan. Jadi, percaya saja dan move on saja!
Nyatakan setiap ide-ide atau pemikiran walau tampak sederhana dengan etos kerja yang tepat guna. Kebanyakan orang menggebu-gebu banget dalam angan-angan maupun ikhtiar, guna mengejar bayangan hari esok. Namun, di antara mereka lantas juga terhanyut melakukan aksi yang keliru sasaran dan sia-sia akhirnya.
Yang bisa dikerjakan saat ini, kerjakan! Jangan pernah menunda-tunda! Ini juga menyangkut pilihan atas kegiatan yang lebih penting atau menjadi prioritas, untuk segera dieksekusi sebagaimana rencana dan kebutuhan. Sebab, acapkali sikap ngasal pada gilirannya membuat perencanaan seapik apapun menjadi semwarut ndak karuan.
Urus saja urusan sendiri. Galibnya, orang-orang lebih tertarik untuk mencampuri urusan orang lain. Bukan membantu, tapi justru menambah ribet. Tanpa disadari, mereka telah membuang banyak waktu bahkan kesempatan yang maknyus dengan percuma, hanya gara-gara terlibat dalam kegiatan yang tiada berguna.
Menyertakan banyak orang dalam megaproyek masa depan. Perlu digarisbawahi bahwa jelas upaya membangun masa depan, ndak selalu bisa ditangani sendiri. Ada kalanya memang meniscayakan kehadiran sesama dalam pelaksanaannya. Tapi, bukan untuk menggantungkan harapan terhadap orang lain yang lantas membebani.
Istilah ”di balik kesuksesan lelaki, ada perempuan hebat di belakangnya” juga sebaliknya, mengisyaratkan perlunya merangkul orang-orang dalam mewujudkan kecemerlangan masa depan. Sejalan dengan itu, pentingnya urun mendukung, membantu, memudahkan orang-orang dalam meraih masa depan lebih dulu, sehingga akan menjadi alasan bagi Tuhan untuk menyegerakan datangnya hari esok yang gemilang bagi kita.
Atasi segala persoalan (relationship, karir, finansial, dll) dengan kejernihan pikiran dan kebeningan hati. Tak sedikit orang yang tersendat-sendat merenda masa depan, hanya karena terlalu menuruti gelegak emosi yang berlebihan ketika dirundung masalah. Problem apapun sejatinya harus dinikmati sebagai tantangan yang seharusnya justru semakin menggelorakan semangat.
Niat yang tulus hendaknya ditanamkan sejak dini. Meski hal ini belakangan, tapi niat merupakan tolakan utama yang akan mendasari bermacam proses ke arah tujuan. Perbuatan baik-buruk termasuk pula hasilnya bergantung niat. Sama halnya membangun masa depan hendaknya diniati bukan hanya demi kepentingan pribadi. Namun, bakal jauh lebih bermakna jika diniatkan untuk kebermanfaatan atas hajat banyak orang.
Dan hal-hal simple tersebut kudu dilakukan mulai detik ini! Dikarenakan, masa depan sejatinya memang sekarang. Bukan nanti atau esok.

Perbaikan :
-         Kata “sedulur” sebaiknya diganti dengan kata “saudara”
-         Kata “melongok” sebaiknya diganti dengan kata “meninjau” atau “melihat”
-         Kata “terjumpai” sebaiknya diganti dengan kata “bertemu”
-         Kata “prospek” sebaiknya diganti dengan kata “harapan” atau “kemungkinan”
-         Kata “taruhlah” sebaiknya diganti dengan kata “seperti contoh”
-         Kata “melakoni Lelaku” sebaiknya diganti dengan kata “berperilaku” atau “bertingkah laku”
-         Kata “ndak” sebaiknya diganti dengan kata “tidak”
-         Kata “kismin” sebaiknya diganti dengan kata “miskin”
-         Kata “internal” sebaiknya diganti dengan kata”dalam diri”
-         Kata “eksternal” sebaiknya diganti dengan kata “dari luar”
-         Kata “intern” sebaiknya diganti dengan kata “dalam diri”
-         Kata “move on” sebaiknya diganti dengan kata “jalan terus”
-         Kata “banget” sebaiknya diganti dengan kata “sangat”-diletakkan di awal kalimat
-         Kata “persoalan” sebaiknya diganti dengan kata “permasalahan”
Artikle ini diambil dari :
Kata-kata perbaikan merujuk pada :
-         http://kbbi.web.id
-         https://translate.google.com

Tugas Bahasa Indonesia
Nama    : Bima Nur Syahputra
Kelas     : 3KB01
NPM      : 21111489

No comments:

Post a Comment