Merajut Masa Depan (Cukup) dengan Senyuman
Setiap
orang pasti memendam impian tentang masa depan yang cerah. Hidup berkecukupan,
keluarga harmonis, bisnis laris manis, sarana pemuas kebutuhan lengkap, jenjang
karir menjanjikan, simpanan bekal usia senja tersedia dan seterusnya.
Demi
mimpi indah nanti macam itu, umumnya orang begitu serius merencanakannya.
Banyak juga sedulur yang tergopoh-gopoh mewujudkannya. Tak sedikit pula
mereka yang terpeleset dengan prinsip ”sersan” (serius tapi santai). Pencapaian
masing-masing orang pun berbeda. Sebagian kemudian bisa sampai ”madecer” (masa
depan cerah), sebagian lainnya masih tetap stagnan ”madesu” (masa depan
suram) hehehe.
Lalu,
bagaimana? Jika sejenak meluangkan waktu untuk melongok ulang sekeliling, akan terjumpai orang-orang yang
begitu damainya, menikmati titian sekarang dan menyongsong hari esok.
Orang-orang yang menjalani kehidupan dengan cara sederhana, tapi bukan sekadar
menyederhanakan alias menyepelekan prospek masa yang akan datang.
Taruhlah
antara lain sosok Gus Dur (Presiden keempat NKRI), Dahlan Iskan (Menteri BUMN),
Mahfud MD (mantan Ketua MK), Jokowi (Gubernur DKI Jakarta), Mario Teguh
(motivator papan atas), Risma (Walikota Surabaya) dan lainnya. Para tokoh itu,
atau orang-orang biasa yang melakoni
lelaku serupa di sekitar, boleh dibilang senantiasa cenderung apa
adanya. Bahkan, mereka ini seakan ndak terlalu diribetkan dengan tetek-bengek
rencana mendatang.
Walau
demikian, mereka bisa menapak puncak kegemilangan (masa depan). Ayunan langkah
mereka terus meroket, kendati mulanya bertolak hanya dari keluarga ”wong cilik”
yang sering luput dari perhatian. Tentu dengan serangkaian liku-liku perjalanan
hidup mereka yang acap mengharu-biru. Nah, apa ndak sebaiknya coba
meniti jalan ”simple” mereka? Ya, merajut hari esok (cukup) dengan s-e-n-y-u-m-a-n.
Sadari
dari awal, yang namanya masa depan selalu akan diwarnai hal-hal mengejutkan.
Baik kejutan beraroma suka maupun duka, menggembirakan atau pun mengecewakan
dan sebagainya. Itu pun sesungguhnya hanya demi memastikan, apakah kita
benar-benar siap menyambut terwujudnya mimpi indah sendiri?
Orang-orang
yang siap dengan pencerahan masa depan, bukan hanya mereka yang bersedia gagal,
kismin dan semacamnya.
Tapi mereka yang bersedia sukses, tajir dan sejenisnya dengan tetap selalu
bersyukur, rendah hati serta demen berbagi. Dan bagaimana pun hidup bukan
semata perhitungan matematis layaknya ilmu pasti.
Enyahkan segala
hambatan pribadi. Di antaranya potensi keraguan, kekhawatiran dan lain-lain.
Rintangan internal tersebut
bakal ikut menentukan sejauh mana jejak menuju titik masa depan yang diharapkan
nanti. Bersamaan dengan itu, seberat apapun batu sandungan eksternal sebenarnya akan
terasa ringan dilewati, saat kendala intern sudah teratasi dengan menenteramkan. Jadi, percaya saja
dan move on saja!
Nyatakan setiap
ide-ide atau pemikiran walau tampak sederhana dengan etos kerja yang tepat
guna. Kebanyakan orang menggebu-gebu banget dalam angan-angan maupun ikhtiar, guna mengejar bayangan
hari esok. Namun, di antara mereka lantas juga terhanyut melakukan aksi yang
keliru sasaran dan sia-sia akhirnya.
Yang bisa
dikerjakan saat ini, kerjakan! Jangan pernah menunda-tunda! Ini juga menyangkut
pilihan atas kegiatan yang lebih penting atau menjadi prioritas, untuk segera
dieksekusi sebagaimana rencana dan kebutuhan. Sebab, acapkali
sikap ngasal pada gilirannya membuat perencanaan seapik apapun
menjadi semwarut ndak karuan.
Urus saja
urusan sendiri. Galibnya, orang-orang lebih tertarik untuk mencampuri urusan
orang lain. Bukan membantu, tapi justru menambah ribet. Tanpa disadari, mereka
telah membuang banyak waktu bahkan kesempatan yang maknyus dengan percuma,
hanya gara-gara terlibat dalam kegiatan yang tiada berguna.
Menyertakan banyak
orang dalam megaproyek masa depan. Perlu digarisbawahi bahwa jelas upaya
membangun masa depan, ndak selalu bisa ditangani sendiri. Ada kalanya
memang meniscayakan kehadiran sesama dalam pelaksanaannya. Tapi, bukan untuk
menggantungkan harapan terhadap orang lain yang lantas membebani.
Istilah
”di balik kesuksesan lelaki, ada perempuan hebat di belakangnya” juga
sebaliknya, mengisyaratkan perlunya merangkul orang-orang dalam mewujudkan
kecemerlangan masa depan. Sejalan dengan itu, pentingnya urun mendukung,
membantu, memudahkan orang-orang dalam meraih masa depan lebih dulu, sehingga
akan menjadi alasan bagi Tuhan untuk menyegerakan datangnya hari esok yang
gemilang bagi kita.
Atasi segala
persoalan (relationship,
karir, finansial, dll) dengan kejernihan pikiran dan kebeningan hati. Tak
sedikit orang yang tersendat-sendat merenda masa depan, hanya karena terlalu
menuruti gelegak emosi yang berlebihan ketika dirundung masalah. Problem apapun
sejatinya harus dinikmati sebagai tantangan yang seharusnya justru semakin
menggelorakan semangat.
Niat yang
tulus hendaknya ditanamkan sejak dini. Meski hal ini belakangan, tapi niat
merupakan tolakan utama yang akan mendasari bermacam proses ke arah tujuan.
Perbuatan baik-buruk termasuk pula hasilnya bergantung niat. Sama halnya
membangun masa depan hendaknya diniati bukan hanya demi kepentingan pribadi.
Namun, bakal jauh lebih bermakna jika diniatkan untuk kebermanfaatan atas hajat
banyak orang.
Dan
hal-hal simple tersebut kudu dilakukan mulai detik ini! Dikarenakan,
masa depan sejatinya memang sekarang. Bukan nanti atau esok.
Perbaikan
:
-
Kata “sedulur” sebaiknya diganti dengan
kata “saudara”
-
Kata “melongok” sebaiknya diganti
dengan kata “meninjau” atau “melihat”
-
Kata “terjumpai” sebaiknya diganti
dengan kata “bertemu”
-
Kata “prospek” sebaiknya diganti dengan
kata “harapan” atau “kemungkinan”
-
Kata “taruhlah” sebaiknya diganti
dengan kata “seperti contoh”
-
Kata “melakoni Lelaku” sebaiknya
diganti dengan kata “berperilaku” atau “bertingkah laku”
-
Kata “ndak” sebaiknya diganti dengan
kata “tidak”
-
Kata “kismin” sebaiknya diganti dengan
kata “miskin”
-
Kata “internal” sebaiknya diganti
dengan kata”dalam diri”
-
Kata “eksternal” sebaiknya diganti
dengan kata “dari luar”
-
Kata “intern” sebaiknya diganti dengan
kata “dalam diri”
-
Kata “move on” sebaiknya diganti dengan
kata “jalan terus”
-
Kata “banget” sebaiknya diganti dengan
kata “sangat”-diletakkan di awal kalimat
-
Kata “persoalan” sebaiknya diganti
dengan kata “permasalahan”
Artikle ini
diambil dari :
Kata-kata
perbaikan merujuk pada :
-
http://kbbi.web.id
-
https://translate.google.com
Tugas
Bahasa Indonesia
Nama :
Bima Nur Syahputra
Kelas :
3KB01
NPM :
21111489
No comments:
Post a Comment