Info dari
Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan debat capres dan
cawapres 2009 akan digelar pada tanggal 18 Juni hingga 2 Juli. Debat
dengan tema yang sudah disiapkan tersebut akan menjadi salah satu tolak
ukur pemilih mengenai kapabelitas capres-cawapres. Ukuran yang mudah
bagi calon pemilih adalah kecerdasan seorang capres-cawapres dapat
diukur dari kepercayaan diri, kelugasan, ketegasan, nalar, dan kecepatan
berpikirnya dalam sebuah perdebatan. Nantinya kecerdasan ini sangat
berperan dalam memilih dan mengatur anggota kabinet, juga dalam
memandang dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa.
Di luar debat capres-cawapres kita, kita semua juga senang berdebat, bukan? Buktinya setiap pembahasan topik-topik hangat di Wikimu.com selalu dipenuhi komentar-komentar dengan argumen-argumen yang seru. Namun sangat disayangkan dalam sebuah perdebatan seringkali tujuan beradu argumen – keterampilan dan asah otak – berakhir dengan teriakan dan lontaran penghinaan yang menyerang kepada pribadi. Sikap kontra produktif ini membuat perdebatan menjadi menjemukan bagi penonton dan berakibat tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik.
Untuk menghindari hal itu, saya mencoba membantu Wikimuers dengan 10 cara untuk memenangkan sebuah perdebatan. Apabila Anda menerapkannya, saya yakin Anda akan keluar sebagai pemenang.
1. Lembut dan solid
Dalam sebuah perdebatan Anda tidak perlu sampai meninggikan suara. Anda harus dalam keadaan tenang terus-menerus. Semakin nyaring suara Anda, lawan Anda akan lebih nyaring lagi – dan akhirnya hanya terjadi pertandingan berteriak. Dan tentu saja, Anda tidak ingin terjadi kekerasan setelah itu. Anda dapat mencoba untuk berbicara lebih tenang dibanding biasanya, agar Anda bisa menggambarkan dengan lebih jelas bagaimana lawan-lawan debat Anda, dan juga akan memberikan gambaran kepada lawan bahwa Anda seorang yang bijaksana. Sebuah debat tidak dimenangkan oleh orang bersuara paling nyaring, tetapi perdebatan dimenangkan oleh orang yang mampu memaksakan argumen-argumennya untuk diterima.
2. Tempatkan lawan di sisi kita
Ini merupakan cara yang baik untuk memposisikan lawan sebagai partner bukan musuh. Suasana permusuhan akan tercipta dengan mudah apabila lawan berada di seberang kita, sedangkan jika dia berada di samping kita secara psikologis dia akan mudah untuk memberikan persetujuan. Ini adalah posisi yang kuat dalam perdebatan.
Anda bahkan tidak perlu menggunakan sebuah fakta untuk mendapatkan persetujuannya, sebagai contoh, Anda hanya perlu berkata “Saya yakin Anda menyetujui pendapat saya ini bahwa …". Secepat lawanmu setuju setelah – biasanya ditandai dengan tidak bisa memberikan sanggahan yang berarti, Anda sudah memenangkan sebuah pertempuran psikologis (psy battle). Anda bukan lagi lawan baginya, tetapi sebagai teman. Teknik efektif ini telah digunakan oleh para salesman yang pandai.
3. Jangan menyerang
Bukan cara yang baik apabila Anda dengan ribut mengatakan kepada lawan bahwa ia salah – sebagai gantinya anda harus menunjukkan bahwa dia salah dengan menggunakan sanggahan-sanggahan yang baik. Menyebut bahwa lawan Anda salah hanya membuat lawan tertekan sehingga semakin menolak argumen kita. Itu merupakan sebuah komentar yang subjektif. Sederhanalah dalam berdebat dan tunjukan keinginan baik Anda. Sikap itu tidak hanya akan membuat Anda kelihatan baik jika anda menang, tapi akan menunjukkan bahwa Anda adalah lawan yang pantas sekali pun Anda kalah.
4. Janganlah menjadi tidak fair
Jangan pernah saling mengejek – usahakan sekali pun lawan Anda melakukan terlebih dulu. Yang harus serang adalah argumentasinya, bukan orangnya. Semakin cepat Anda mulai mengkritik lawan Anda, hal itu akan menjadi bukti bahwa Anda sudah kehabisan jalan untuk mempertahankan pendapat Anda. Berbagai macam hinaan dan sindiran adalah jalan yang pasti menuju kekalahan dalam sebuah perdebatan. Jika lawan Anda sudah mulai kehilangan kendali dan mulai keluar dari alur debat berarti Anda sudah dekat dengan kemenangan.
5. Tunjukkan hal-hal yang mendasar
Ketika adu argumentasi, kedua belah pihak perlu untuk bersepakat untuk memulai debat dengan membahas kebenaran-kebenaran dasar – jika tidak, debat tidak bisa berlangsung dengan baik, karena arah perdebatan menjadi tidak menentu. Sebagai contoh adalah perdebatan bertema agama. Peserta debat harus sama-sama mengakui bahwa Tuhan itu ada, kalau tidak perdebatan tidak bisa dilanjutkan, karena akan memperbanyak poin-poin perdebatan. Semakin kecil ruang lingkup perdebatan, semakin mudah diikuti oleh audiens dan semakin singkat waktu dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan.
6. Kembali ke Pokok Materi
Ketika lawan Anda mulai kehabisan argumen, dia akan berusaha beralih ke topik yang lain – dengan demikian dia berharap Anda terpancing untuk lari dari topik sebelumnya dan membahas hal baru yang mungkin akan mengacaukan Anda. Ketika ini terjadi, jangan teperdaya, segera kembali ke topik yang asli dengan segera. Jangan memberi kesempatan kepada lawan Anda untuk lari ke topik-topik yang lain (tak peduli bagaimana pun usahanya untuk mencoba) sampai Anda memenangkan topik itu.
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
Ini disebut “metoda sokratik”. Ketika lawan mengemukakan sebuah “fakta”– periksa lebih dalam fakta tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan kekurangan-kekurangannya. Biasanya digunakan pertanyaan-pertanyaan seperti: “Dapatkah Anda memberi saya satu contoh?”, “Cara lain untuk melihat hal itu adalah …,apakah cara ini masuk akal menurut Anda?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan semakin menuntun lawan Anda kepada kebenarannya – dan jika mereka jujur, mereka akan menyetujuinya. Sayangnya dalam banyak debat yang sering terjadi adalah respon kemarahan karena lawan Anda menganggap Anda sedang “berusaha bermuslihat” kepadanya. Tapi jangan khawatir karena hal itu pertanda kemenangan Anda sudah dekat.
8. Tenanglah
Setelah membuat sebuah argumentasi yang kuat, biarkan lawanmu berbicara banyak – terutama jika dia sudah kekurangan fakta-fakta untuk menentang Anda. Ia akan mencerca dengan meraba-raba – memberi Anda berbagai senjata baru untuk menyerang dia. Dia barangkali tidak rela kalah dalam waktu singkat dan ingin menggiring Anda menjauh dari tema debat – sebenarnya sebuah kemenangan mutlak untuk Anda. Banyak sebuah debat dapat dimenangkan oleh orang yang tidak membantah sama sekali! Dari satu sisi, ini adalah sebuah metoda yang sempurna untuk berada pada jalur Anda sendiri – ajukan permintaan Anda dan seketika itu biarkan semua menjadi senyap. Hal ini biasanya membuat lawan menjadi sangat gelisah (karena tidak ada seorang pun menyukai keheningan) dan lawan akan dipaksa untuk keluar dari satu situasi yang menggelisahkannya itu.
9. Kenalilah fakta-fakta yang Anda ajukan
Jangan mengatakan bahwa sesuatu itu “benar” kecuali jika Anda benar-benar mengetahuinya – itu disiapkan untuk membuktikannya jika perlu. Anda akan mudah diserang kalau argumentasi Anda mengambang. Anda tidak usah berdebat kalau Anda tidak bisa mengajukan fakta-fakta dan menguasai keseluruhan informasinya. Apabila lawan Anda ternyata lebih mengetahui kebenarannya, Anda akan “dibantainya”.
10. Ketahuilah di saat Anda mendapatkan pukulan
Jika anda mempunyai semua fakta untuk kembali atas anda, anda harus bisa memenangkan argumentasi Anda jika lawan Anda jujur. Tetapi ada kalanya lawan menjadi lebih baik dari Anda dan mereka berhasil menyudutkan Anda. Apabila itu harus terjadi, jadilah seorang jentelmen dan berikan kemenangan kepadanya. Anda harus selalu tampak lembut dalam kekalahan. Tidak ada hal yang lebih buruk dalam perdebatan dibanding seseorang yang membantah hanya untuk mengacaukan dan tidak mau mengaku kalah. Jadilah seorang ksatria yang mau mengakui kekalahan Anda, karena di mata audiens Anda adalah pemenang sesungguhnya.
Tapi Wikimuers jangan khawatir, apabila Anda sudah melaksanakan dengan baik saran-saran nomor 1 sampai dengan 9, saya yakin kemenangan sudah berada di tangan Anda. Tetaplah memegang kendali dalam perdebatan, apabila Anda berhasil mengendalikan situasi dan kondisi dalam perdebatan, Anda bisa dengan mudah menjatuhkan lawan Anda.
Sumber: http://listverse.com/miscellaneous/top-10-tips-for-winning-an-argument/
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=14521
Di luar debat capres-cawapres kita, kita semua juga senang berdebat, bukan? Buktinya setiap pembahasan topik-topik hangat di Wikimu.com selalu dipenuhi komentar-komentar dengan argumen-argumen yang seru. Namun sangat disayangkan dalam sebuah perdebatan seringkali tujuan beradu argumen – keterampilan dan asah otak – berakhir dengan teriakan dan lontaran penghinaan yang menyerang kepada pribadi. Sikap kontra produktif ini membuat perdebatan menjadi menjemukan bagi penonton dan berakibat tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik.
Untuk menghindari hal itu, saya mencoba membantu Wikimuers dengan 10 cara untuk memenangkan sebuah perdebatan. Apabila Anda menerapkannya, saya yakin Anda akan keluar sebagai pemenang.
1. Lembut dan solid
Dalam sebuah perdebatan Anda tidak perlu sampai meninggikan suara. Anda harus dalam keadaan tenang terus-menerus. Semakin nyaring suara Anda, lawan Anda akan lebih nyaring lagi – dan akhirnya hanya terjadi pertandingan berteriak. Dan tentu saja, Anda tidak ingin terjadi kekerasan setelah itu. Anda dapat mencoba untuk berbicara lebih tenang dibanding biasanya, agar Anda bisa menggambarkan dengan lebih jelas bagaimana lawan-lawan debat Anda, dan juga akan memberikan gambaran kepada lawan bahwa Anda seorang yang bijaksana. Sebuah debat tidak dimenangkan oleh orang bersuara paling nyaring, tetapi perdebatan dimenangkan oleh orang yang mampu memaksakan argumen-argumennya untuk diterima.
2. Tempatkan lawan di sisi kita
Ini merupakan cara yang baik untuk memposisikan lawan sebagai partner bukan musuh. Suasana permusuhan akan tercipta dengan mudah apabila lawan berada di seberang kita, sedangkan jika dia berada di samping kita secara psikologis dia akan mudah untuk memberikan persetujuan. Ini adalah posisi yang kuat dalam perdebatan.
Anda bahkan tidak perlu menggunakan sebuah fakta untuk mendapatkan persetujuannya, sebagai contoh, Anda hanya perlu berkata “Saya yakin Anda menyetujui pendapat saya ini bahwa …". Secepat lawanmu setuju setelah – biasanya ditandai dengan tidak bisa memberikan sanggahan yang berarti, Anda sudah memenangkan sebuah pertempuran psikologis (psy battle). Anda bukan lagi lawan baginya, tetapi sebagai teman. Teknik efektif ini telah digunakan oleh para salesman yang pandai.
3. Jangan menyerang
Bukan cara yang baik apabila Anda dengan ribut mengatakan kepada lawan bahwa ia salah – sebagai gantinya anda harus menunjukkan bahwa dia salah dengan menggunakan sanggahan-sanggahan yang baik. Menyebut bahwa lawan Anda salah hanya membuat lawan tertekan sehingga semakin menolak argumen kita. Itu merupakan sebuah komentar yang subjektif. Sederhanalah dalam berdebat dan tunjukan keinginan baik Anda. Sikap itu tidak hanya akan membuat Anda kelihatan baik jika anda menang, tapi akan menunjukkan bahwa Anda adalah lawan yang pantas sekali pun Anda kalah.
4. Janganlah menjadi tidak fair
Jangan pernah saling mengejek – usahakan sekali pun lawan Anda melakukan terlebih dulu. Yang harus serang adalah argumentasinya, bukan orangnya. Semakin cepat Anda mulai mengkritik lawan Anda, hal itu akan menjadi bukti bahwa Anda sudah kehabisan jalan untuk mempertahankan pendapat Anda. Berbagai macam hinaan dan sindiran adalah jalan yang pasti menuju kekalahan dalam sebuah perdebatan. Jika lawan Anda sudah mulai kehilangan kendali dan mulai keluar dari alur debat berarti Anda sudah dekat dengan kemenangan.
5. Tunjukkan hal-hal yang mendasar
Ketika adu argumentasi, kedua belah pihak perlu untuk bersepakat untuk memulai debat dengan membahas kebenaran-kebenaran dasar – jika tidak, debat tidak bisa berlangsung dengan baik, karena arah perdebatan menjadi tidak menentu. Sebagai contoh adalah perdebatan bertema agama. Peserta debat harus sama-sama mengakui bahwa Tuhan itu ada, kalau tidak perdebatan tidak bisa dilanjutkan, karena akan memperbanyak poin-poin perdebatan. Semakin kecil ruang lingkup perdebatan, semakin mudah diikuti oleh audiens dan semakin singkat waktu dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan.
6. Kembali ke Pokok Materi
Ketika lawan Anda mulai kehabisan argumen, dia akan berusaha beralih ke topik yang lain – dengan demikian dia berharap Anda terpancing untuk lari dari topik sebelumnya dan membahas hal baru yang mungkin akan mengacaukan Anda. Ketika ini terjadi, jangan teperdaya, segera kembali ke topik yang asli dengan segera. Jangan memberi kesempatan kepada lawan Anda untuk lari ke topik-topik yang lain (tak peduli bagaimana pun usahanya untuk mencoba) sampai Anda memenangkan topik itu.
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
Ini disebut “metoda sokratik”. Ketika lawan mengemukakan sebuah “fakta”– periksa lebih dalam fakta tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan kekurangan-kekurangannya. Biasanya digunakan pertanyaan-pertanyaan seperti: “Dapatkah Anda memberi saya satu contoh?”, “Cara lain untuk melihat hal itu adalah …,apakah cara ini masuk akal menurut Anda?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan semakin menuntun lawan Anda kepada kebenarannya – dan jika mereka jujur, mereka akan menyetujuinya. Sayangnya dalam banyak debat yang sering terjadi adalah respon kemarahan karena lawan Anda menganggap Anda sedang “berusaha bermuslihat” kepadanya. Tapi jangan khawatir karena hal itu pertanda kemenangan Anda sudah dekat.
8. Tenanglah
Setelah membuat sebuah argumentasi yang kuat, biarkan lawanmu berbicara banyak – terutama jika dia sudah kekurangan fakta-fakta untuk menentang Anda. Ia akan mencerca dengan meraba-raba – memberi Anda berbagai senjata baru untuk menyerang dia. Dia barangkali tidak rela kalah dalam waktu singkat dan ingin menggiring Anda menjauh dari tema debat – sebenarnya sebuah kemenangan mutlak untuk Anda. Banyak sebuah debat dapat dimenangkan oleh orang yang tidak membantah sama sekali! Dari satu sisi, ini adalah sebuah metoda yang sempurna untuk berada pada jalur Anda sendiri – ajukan permintaan Anda dan seketika itu biarkan semua menjadi senyap. Hal ini biasanya membuat lawan menjadi sangat gelisah (karena tidak ada seorang pun menyukai keheningan) dan lawan akan dipaksa untuk keluar dari satu situasi yang menggelisahkannya itu.
9. Kenalilah fakta-fakta yang Anda ajukan
Jangan mengatakan bahwa sesuatu itu “benar” kecuali jika Anda benar-benar mengetahuinya – itu disiapkan untuk membuktikannya jika perlu. Anda akan mudah diserang kalau argumentasi Anda mengambang. Anda tidak usah berdebat kalau Anda tidak bisa mengajukan fakta-fakta dan menguasai keseluruhan informasinya. Apabila lawan Anda ternyata lebih mengetahui kebenarannya, Anda akan “dibantainya”.
10. Ketahuilah di saat Anda mendapatkan pukulan
Jika anda mempunyai semua fakta untuk kembali atas anda, anda harus bisa memenangkan argumentasi Anda jika lawan Anda jujur. Tetapi ada kalanya lawan menjadi lebih baik dari Anda dan mereka berhasil menyudutkan Anda. Apabila itu harus terjadi, jadilah seorang jentelmen dan berikan kemenangan kepadanya. Anda harus selalu tampak lembut dalam kekalahan. Tidak ada hal yang lebih buruk dalam perdebatan dibanding seseorang yang membantah hanya untuk mengacaukan dan tidak mau mengaku kalah. Jadilah seorang ksatria yang mau mengakui kekalahan Anda, karena di mata audiens Anda adalah pemenang sesungguhnya.
Tapi Wikimuers jangan khawatir, apabila Anda sudah melaksanakan dengan baik saran-saran nomor 1 sampai dengan 9, saya yakin kemenangan sudah berada di tangan Anda. Tetaplah memegang kendali dalam perdebatan, apabila Anda berhasil mengendalikan situasi dan kondisi dalam perdebatan, Anda bisa dengan mudah menjatuhkan lawan Anda.
Sumber: http://listverse.com/miscellaneous/top-10-tips-for-winning-an-argument/
http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=14521
No comments:
Post a Comment